berhias sambil berinvestasi
anda kurang puas,,,, hubungi kami,,,,
saya tunggu komentar anda
saya tunggu komentar anda
Minggu, 21 Oktober 2012
investasi emas dalam bentuk perhiasan
Senin, 12 Maret 2012
Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?
Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.
Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.
Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.
Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.
Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.
Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama beragama muslim.
Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam.
Jika Anda Rasa Artikel Ini Bermanfaat Tolong Sebarkan Atau Share Ke Teman-Teman Anda, dan Like Page Kami, Terimakasih.....
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.
Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.
Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.
Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.
Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.
Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama beragama muslim.
Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam.
Jika Anda Rasa Artikel Ini Bermanfaat Tolong Sebarkan Atau Share Ke Teman-Teman Anda, dan Like Page Kami, Terimakasih.....
Selasa, 21 Februari 2012
Meneg BUMN Bangun TolSumbar
Dibangun dan Dikelola PT Jasa Marga Sumbar
Padang Ekspres • Jumat, 27/01/2012 09:10 WIB • (*) • 1807 klik
Padang, Padek—Kabar gembira bagi masyarakat Sumatera Barat dan Riau. Impian memiliki jalan mulus dan bebas hambatan, dalam waktu tidak lama lagi bakal terwujud.
Gagasan gubernur se-Sumatera untuk membangun jalan tol Padang-Pekanbaru sejak 2008 lalu, akhirnya disetujui pemerintah pusat. Komitmen itu disampaikan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan kepada Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
Pemerintah berencana membangun jalan tol sepanjang 200 km untuk jalur Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Pekanbaru. Untuk mewujudkan jalan tol itu, Dahlan Iskan menggagas didirikannya PT Jasa Marga Sumbar untuk berinvestasi dan mengelola jalan tol ini nantinya.
Dukungan Meneg BUMN itu disampaikan Gubernur Irwan Prayitno saat rapat dengan para kepala daerah di Gubernuran, kemarin. ”Beberapa hari ini, Meneg BUMN Dahlan Iskan menghubungi saya secara intensif, baik melalui telepon ataupun SMS. Minggu depan kita jadwalkan ada pertemuan dengan Pak Dahlan untuk menindaklanjuti ide ini,” kata Gubernur di hadapan para kepala daerah.
Irwan mengaku sejauh ini belum ada pembahasan teknis pembangunannya. Pemprov dan pemerintah pusat melalui Dahlan Iskan masih mencari beberapa alternatif jalur yang paling cocok untuk tol tersebut. ”Kita belum sampai membahas masalah teknis, namun keinginan itu sudah sangat mungkin diwujudkan,” ungkapnya.
Irwan optimitis pembangunan jalan tol sebagai solusi paling realistis menyelesaikan kemacetan Padang-Bukittinggi. ”Dalam volume kendaraan yang terus bertambah, sementara untuk pelebaran jalan rasanya sudah sulit. Maka pembangunan jalan tol ini sangat realistis,” ujar mantan anggota DPR dua periode ini.
Saat ini, kata Irwan, pemerintah masih memikirkan beberapa alternatif untuk pembangunan jalan tol ini. Ada beberapa opsi yang muncul ke permukaan. Di antaranya, Duku-Sicincin, melewati tepi bukit, lalu sungai dan tembus ke Lembah Anai. Opsi kedua melewati Sicincin-Malalak, melewati Kantor Bupati Padang Pariaman dan tembus ke Ngarai Sianok.
Selain itu, pemerintah juga mengkaji untung ruginya pembangunan itu terhadap masyarakat sekitar. Sinyal dari Dahlan Iskan itu memotivasi Gubernur untuk mendorong percepatan jalan Sicincin-Malalak.
Dalam rapat, Gubernur menyatakan komitmennya membantu Pemerintah Kabupaten Padangpariaman dan Agam menyelesaikan pembebasan lahan yang selama ini menjadi kendala penyelesaian jalur Sicincin-Malalak. ”Kalau perlu saya yang akan turun ke lapangan untuk melobi pihak keluarga yang belum mau membebaskan lahannya. Kalau katanya, pihak keluarga mereka di Jakarta, kita akan datangi ke Jakarta,” ujarnya.
Jalur Sicincin-Malalak terkendala pembebasan lahan di dua titik di Kabupaten Padangpariaman, dan 11 titik di Kabupaten Agam. Menjawab komitmen Gubernur, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni berjanji menyelesaikannya dalam waktu dua hari. Sedangkan Sekkab Agam, berjanji menginventarisir masalah dalam waktu seminggu.
Gagasan jalan tol Padang-Pekanbaru ini sebenarnya sudah diapungkan sejak 2008 silam sebagai jari-jari jalan tol lintas Sumatera. Namun bagaimana kepastiannya, menunggu studi kelayakan yang dikerjakan Korea Selatan sejak Agustus 2009 lalu, rampung. Gagasan itu disepakati antar gubernur pada saat Rapat Kerja Gubernur se-Sumatera pada 21 Desember 2009.
Kesepakatan kerja sama Forum Gubernur se-Sumatera itu, dinyatakan bahwa kebutuhan infrastruktur dan perhubungan sangat mendesak. Karena itu, pemerintah pusat didesak mempercepat realisasi proyek yang direkomendasikan untuk pembangunan jembatan Selat Sunda.
Dalam rapat itu, direkomendasikan agar tiap daerah yang akan dilalui jalan tol Sumatera itu segera membebaskan lahan yang diperlukan. Kepastian pembangunan jalan tol tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri PU No. 631/Kpts/M/2009 Tanggal 31 Desember 2009.
Menurut Irwan Prayitno, perekonomian Sumbar akan berlari kencang bila pemasaran hasil pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan Sumbar ke Riau lancar. Volume dan peluang pasar pun bisa ditingkatkan hingga ke Singapura dan kawasan Selat Melaka menjadi kawasan perdagangan internasional.
”Jalan tol ini jelas akan berdampak luas terhadap perekonomian Sumbar. Tak hanya akan memperlancar pemasaran produk pertanian, tapi juga pariwisata, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang menjadi andalan Sumbar,” ujar Irwan.
Diperkirakan, lebih 2.000 kendaraan tiap hari melintasi jalan Padang-Pekanbaru. Sekitar 2 juta orang dan 30 juta ton komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan diangkut setiap tahun melintasi jalur Ini. (*)
Padang Ekspres • Jumat, 27/01/2012 09:10 WIB • (*) • 1807 klik
Padang, Padek—Kabar gembira bagi masyarakat Sumatera Barat dan Riau. Impian memiliki jalan mulus dan bebas hambatan, dalam waktu tidak lama lagi bakal terwujud.
Gagasan gubernur se-Sumatera untuk membangun jalan tol Padang-Pekanbaru sejak 2008 lalu, akhirnya disetujui pemerintah pusat. Komitmen itu disampaikan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan kepada Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
Pemerintah berencana membangun jalan tol sepanjang 200 km untuk jalur Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Pekanbaru. Untuk mewujudkan jalan tol itu, Dahlan Iskan menggagas didirikannya PT Jasa Marga Sumbar untuk berinvestasi dan mengelola jalan tol ini nantinya.
Dukungan Meneg BUMN itu disampaikan Gubernur Irwan Prayitno saat rapat dengan para kepala daerah di Gubernuran, kemarin. ”Beberapa hari ini, Meneg BUMN Dahlan Iskan menghubungi saya secara intensif, baik melalui telepon ataupun SMS. Minggu depan kita jadwalkan ada pertemuan dengan Pak Dahlan untuk menindaklanjuti ide ini,” kata Gubernur di hadapan para kepala daerah.
Irwan mengaku sejauh ini belum ada pembahasan teknis pembangunannya. Pemprov dan pemerintah pusat melalui Dahlan Iskan masih mencari beberapa alternatif jalur yang paling cocok untuk tol tersebut. ”Kita belum sampai membahas masalah teknis, namun keinginan itu sudah sangat mungkin diwujudkan,” ungkapnya.
Irwan optimitis pembangunan jalan tol sebagai solusi paling realistis menyelesaikan kemacetan Padang-Bukittinggi. ”Dalam volume kendaraan yang terus bertambah, sementara untuk pelebaran jalan rasanya sudah sulit. Maka pembangunan jalan tol ini sangat realistis,” ujar mantan anggota DPR dua periode ini.
Saat ini, kata Irwan, pemerintah masih memikirkan beberapa alternatif untuk pembangunan jalan tol ini. Ada beberapa opsi yang muncul ke permukaan. Di antaranya, Duku-Sicincin, melewati tepi bukit, lalu sungai dan tembus ke Lembah Anai. Opsi kedua melewati Sicincin-Malalak, melewati Kantor Bupati Padang Pariaman dan tembus ke Ngarai Sianok.
Selain itu, pemerintah juga mengkaji untung ruginya pembangunan itu terhadap masyarakat sekitar. Sinyal dari Dahlan Iskan itu memotivasi Gubernur untuk mendorong percepatan jalan Sicincin-Malalak.
Dalam rapat, Gubernur menyatakan komitmennya membantu Pemerintah Kabupaten Padangpariaman dan Agam menyelesaikan pembebasan lahan yang selama ini menjadi kendala penyelesaian jalur Sicincin-Malalak. ”Kalau perlu saya yang akan turun ke lapangan untuk melobi pihak keluarga yang belum mau membebaskan lahannya. Kalau katanya, pihak keluarga mereka di Jakarta, kita akan datangi ke Jakarta,” ujarnya.
Jalur Sicincin-Malalak terkendala pembebasan lahan di dua titik di Kabupaten Padangpariaman, dan 11 titik di Kabupaten Agam. Menjawab komitmen Gubernur, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni berjanji menyelesaikannya dalam waktu dua hari. Sedangkan Sekkab Agam, berjanji menginventarisir masalah dalam waktu seminggu.
Gagasan jalan tol Padang-Pekanbaru ini sebenarnya sudah diapungkan sejak 2008 silam sebagai jari-jari jalan tol lintas Sumatera. Namun bagaimana kepastiannya, menunggu studi kelayakan yang dikerjakan Korea Selatan sejak Agustus 2009 lalu, rampung. Gagasan itu disepakati antar gubernur pada saat Rapat Kerja Gubernur se-Sumatera pada 21 Desember 2009.
Kesepakatan kerja sama Forum Gubernur se-Sumatera itu, dinyatakan bahwa kebutuhan infrastruktur dan perhubungan sangat mendesak. Karena itu, pemerintah pusat didesak mempercepat realisasi proyek yang direkomendasikan untuk pembangunan jembatan Selat Sunda.
Dalam rapat itu, direkomendasikan agar tiap daerah yang akan dilalui jalan tol Sumatera itu segera membebaskan lahan yang diperlukan. Kepastian pembangunan jalan tol tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri PU No. 631/Kpts/M/2009 Tanggal 31 Desember 2009.
Menurut Irwan Prayitno, perekonomian Sumbar akan berlari kencang bila pemasaran hasil pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan Sumbar ke Riau lancar. Volume dan peluang pasar pun bisa ditingkatkan hingga ke Singapura dan kawasan Selat Melaka menjadi kawasan perdagangan internasional.
”Jalan tol ini jelas akan berdampak luas terhadap perekonomian Sumbar. Tak hanya akan memperlancar pemasaran produk pertanian, tapi juga pariwisata, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang menjadi andalan Sumbar,” ujar Irwan.
Diperkirakan, lebih 2.000 kendaraan tiap hari melintasi jalan Padang-Pekanbaru. Sekitar 2 juta orang dan 30 juta ton komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan diangkut setiap tahun melintasi jalur Ini. (*)
Langganan:
Postingan (Atom)